Minggu, 03 Juni 2012

Tim Oyster Jailolo.
KEGIATAN PENELITIAN BIODIVESITAS KERANG OYSTER DI DAERAH INTERTIDAL PANTAI HALMAHERA BARAT (JAILOLO).

    Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia (mega biodiversity). Tingginya keanekaragaman tersebut bukan hanya disebabkan oleh letak geografis yang sangat strategis, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti variasi iklim musiman, arus atau massa air laut dari Samudera Pasifik dan Hindia, serta keragaman tipe habitat dan ekosistem yang terdapat di dalamnya.
     Daerah intertidal adalah wilayah pesisir dengan variasi faktor lingkungan terbesar dibandingkan dengan daerah lainnya di laut. Setidaknya terdapat tiga jenis habitat di daerah intertidal yaitu pantai berpasir, pantai berlumpur dan pantai berbatu. Di daerah ini hidup berbagai jenis organisme aqutik termasuk oyster dari kelas Bivalvia, filum Molusca.
       Kelimpahan dan keanekaragaman jenis oyster di pantai Halmahera Barat belum didokumentasi dengan baik. Sebagian dari oyster di wilayah ini dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu kegiatan penelitian tentang keanekaragaman oyster di pantai Halmahera Barat ini dilakukan.
       Tiga lokasi yang menjadi stasiun penelitian yaitu, Pulau Gomorotu (Stasiun1), Desa Guamaadu (Stasiun 2), dan Desa Guaeria (Stasiun 3). Dari ketiga stasiun ini ditemukan beberapa jenis oyster diantanya :
  • Hyotissa hyotisa (Linnaeus 1758)










  • Saccostrea cucullata (Born 1778)









  • Pinctada margaritifera (Linnaeus 1758)







  • Spondylus versicolor (Schreibers 1793)









  • Malleus malleus (Linnaeus 1758)










  • Chama limbula (Lamarck 1819)









  • Isognomon isognomon (Linnaeus 1758)

Senin, 28 Mei 2012

Identifikasi Jenis Oyster di Arakan Wawontulab Manado


Oyster merupakan jenis tiram – hewan lunak yang tidak beruas-ruas dikelompokkan ke dalam filum Mollusca (Barnes dkk. 1989) dan kelas Bivalvia. Secara morfologi organisme dari kelas Bivalvia ini memiliki badan lunak ditutupi oleh cangkang yang terdiri dari dua keping. Cangkang  berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh dari serangan predator dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (Inversen 1976). Cangkang dari  oyster dihubungkan oleh engsel elastis yang disebut ligamen.  Cangkang sebelah kiri biasanya lebih besar dan sering  digunakan untuk menempel pada substrat. Cangkang sebelah kanan cenderung lebih kecil dan cukup pipih (Qualyle dan Newkirk 1989). 
Beberapa oyster yang di identifikasi di Arakan Wawontulab Manado.
Hyotissa hyotisa
Hyotissa hyotis memiliki cangkang dengan ukuran tinggi 85 mm dan lebar 70 mm, ukuran dan bentuk cangkang bervariasi, pemukaan cangkang bagian luar tidak rata, dengan bebukitan (ridge) yang tegas secara horizontal dan pada setiap bebukitan terdapat ornamen seperti duri (Gambar 3). Cangkang berwarna coklat dan spesies ini ditemukan pada karang mati. Menurut Abbott (1991), pinggiran cangkang tidak beraturan, ligament tidak bergerigi dan terletak di tengah pada bagian umbo, bagian dalam cangkang berwarna putih dengan warna coklat pada pinggiran cangkang, spesies ini biasa juga disebut “honey comb” (sarang lebah). Spesies ini melekat pada substrat dengan menggunakan byssus (Abbott, 1991).   

Isognomon isognomon
Cangkang dari spesies ini panjang dan kurang lebar, ukurang tinggi cangkang sampai 93 mm dan lebar 40 mm dengan garis pertumbuhan ridge ke arah posterior. Bentuk cangkang tidak beraturan. Batas bagian dorsal panjang lurus dan sedikit melengkung, batas anterior memanjang, dorsal tidak lurus dan sedikit luas di depan umbo. Batas posterior cekung sehingga hampir sejajar dengan anterior, batas sekitar ventral melengkung. Ukuran umbo kecil, yang berada di akhir batas punggung anterior. Permukaan luar cangkang tampak ukiran konsentris dan rigde (bebukitan) yang tidak beraturan, dan sering ditempati organisme laut. Daerah ligament dengan alur melintang dan banyak, lapisan nacreous dalam cangkang  tidak luas di daerah ventral ditemukan pada substrat lamun berpasir. Warna luar cangkang ungu kebiruan sampai hampir hitam, umbo sering berwarna putih, bagian dalam licin dan warna hampir sama dengan lapisan mutiara, daerah nacreous luas dengan batas yang jelas dan berwarna ungu kebiruan (Anonim 2011d). Menurut Abbott (1991), bentuk cangkang tidak beraturan, terkadang berbentuk seperti palu, engsel (hinge) bergerigi dan berukuran kecil diantara ligament. Bagian dalam cangkang sangat tipis.  

 Malleus malleus
Cangkang memiliki ukuran tinggi 127 mm dengan lebar 36 mm, cangkang berbentuk seperti kapak, bagian dorsal sangat panjang, keras, dan tidak mempunyai byssus. Sayap yang panjang merupakan bagian belakang, sedangkan yang pendek merupakan sayap depan. Sebuah otot adduktor tunggal yang besar berada di salib “T”. Secara umum warna luar cangkang hitam gelap, pada bagian dalamnya terdapat lapisan mutiara dan spesies ini ditemukan pada substrat lamun berpasir.  Menurut Abbott (1991) ligament berwarna hitam terletak di tengah engsel dan miring, kedua keping cangkang sangat tipis dan memiliki sayap pada bagian belakang.  

 Saccoctrea cucullata
Tinggi cangkang berukuran 113 mm dan lebar 95 mm, bentuk cangkang tidak beraturan dan kasar, keping cangkang bagian bawah lebih besar dan agak menonjol, mempunyai area permukaan yang luas dengan tidak ada ukiran bagian umbo dan spesies ini ditemukan pada daerah termbu karang. Menurut Anonim Saccostrea cucullata memiliki cangkang yang solid, dimana kedua keping cangkang tidak sama sisi, bentuk cangkang tergantung pada substrat yang ditempati.  Keping cangkang bagian atas hampir berbentuk flat (datar) dengan pingiran yang sesuai dengan pingiran cangkang bagian atas. Ukuran cangkang bervariasi, dengan warna eksternal ungu kecoklat – coklatan dan internal berwarna putih dengan ungu kehitaman dibatas terluar. Pada saat settel spesies ini menggunakan semen untuk menempel pada substrat. 

 Pinctada margaritifera
Spseies ini ditemukan pada substrst terumbu karang. Bagian luar cangkang sering menunjukan gerigi lebih terang (yang menandakan awal dari proses pertumbuhan) memancar dari umbo dengan ukuran tinggi cangkang 44 mm dan lebar 57 mm. Lapisan nacre yang berwarna perak di dalam cangkang menjadi lebih kehitaman atau keabu-abuan ke arah tepi distal, oleh karena itu spesies ini sering dinamakan Black-lip pearl oyster. Engsel tidak bergerigi, batas anterior cangkang meluas jauh di muka lobus telinga anterior. Bentuk cangkangnya cembung, dengan ukuran maksimum 300 mm dan berat cangkang dapat mencapai 6 kg, serta dapat bertahan hidup sampai 30 tahun (Gervis and Sims 1992).